Comunità di S.Egidio


 

04/11/2007


MENERUSKAN SEMANGAT ASISI
Hujan deras mewarnai kunjungan Paus Benediktus XVI ke Napoli (21/10/07). Salah satu acara penting Paus adalah membuka pertemuan 300 tokoh agama dunia. Din Syamsudin ikut hadir dalam pertemuan ini. Ada apa pula dengan graffiti miring?

 

Dalam kunjungan sehari di Napoli (21/10/07) Paus berbicara keras tentang kemiskinan, pengangguran, kejahatan serta kekerasan. Paus antara lain berkata: �Kasih dan iman dapat mengalahkan kekerasan. Kekerasan tidak hanya suatu kejahatan tetapi juga suatu mentalitas yang dapat menyebar. Aksi politik dan kebudayaan dapat menjadi penangkal tindak kejahatan, seperti halnya sekolah dan pekerjaan dapat menyelamatkan kaum muda dari kejahatan�, ujar Paus di hadapan sekitar 20 ribu umat yang hadir.

Ada 65 ribu umat yang sebenarnya berminat untuk hadir dalam misa bersama Paus di lapangan terbuka Plebiscito. Namun kapasitas lapangan tersebut hanya mampu menampung 20 ribu orang. Untuk mengatasi besarnya minat orang melihat Paus, pemerintah kota menempatkan layar-layar raksasa di beberapa tempat strategis seperti di lapangan Balai Kota, lapangan Dante, Carita bahkan di Pelabuhan.

Dalam misa yang diwarnai hujan deras dan angin dingin itu, Paus didampingi Kardinal Crescenzio Sepe, Uskup Agung Napoli, 77 Uskup dan 700 imam. Di deretan kursi paling depan terlihat Romano Prodi, Perdana Menteri Italia bersama sejumlah menteri serta Wali Kota Napoli, Rosa Russo Iervolino.

Ada tiga acara utama yang dilakukan Paus Benediktus selama kunjungannya di Napoli. Selain merayakan misa, Paus juga membuka pertemuan para pemimpin agama tentang perdamaian serta penghormatan terhadap relikwi Santo Gennaro, pelindung kota Napoli.

Pertemuan Tokoh Agama.

Salah satu tujuan penting kedatangan Paus ke Napoli adalah membuka pertemuan tiga hari para tokoh agama. Bertempat di kompleks Seminari keuskupan, sebanyak 300 tokoh agama dari pelbagai penjuru dunia berkumpul. Pertemuan yang diprakarsai oleh kelompok San Egidio ini dihadiri antara lain oleh Uskup Agung Canterbury, Rowan Williams; seorang Rabbi dari Israel, Yona Metzger; Pemimpin gereja Orthodoks Patriak Bartholomeus I; Imam Agung dari Lebanon, Sheik Mohammad Rashid Kabbani. Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah dari Indonesia juga hadir dalam pertemuan ini. Din Syamsudin bahkan menjadi salah satu pembicara.

Menurut Mario Marazziti, juru bicara kelompok San Egidio, pertemuan tiga hari ini bertema �Untuk Dunia Tanpa Kekerasan: Dialog antara Agama dan Kebudayaan�. Kota Napoli dipilih justru karena kota ini terkenal karena banyaknya kekerasan yang terjadi. �Kekerasan serta pembunuhan sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari�, papar Marazziti.

Selain tokoh agama, hadir juga sejumlah pemimpin politik, termasuk Presiden Tanzania dan Equador. Pertemuan para tokoh agama dunia pertama kali diprakarsai oleh Paus Yohanes Paulus II di Assisi (1986). Semangat perdamaian Assisi inilah yang diharapkan dibawa juga oleh Paus Benediktus XVI.

Sambutan Positif.

Romano Prodi, Perdana Menteri Italia yang hadir serta menerima komuni dari tangan Paus Benediktus, memberi komentar seusai Misa, �Paus telah bicara dengan amat jelas tentang kekerasan, itu berarti melawan kejahatan. Beliau juga berbicara tentang problema kaum muda serta pengangguran seraya menunjuk pendidikan, sekolah sebagai alat yang cocok untuk mengatasi masalah demi masa depan!�, ujar Prodi. Sementara itu, Rossa Russa Iervolino, Walikota Napoli, menyatakan kegembiraannya atas kunjungan Paus ke kotanya. �Kunjungan Paus menumbuhkan keberanian bagi penduduk Napoli untuk bangkit menghadapi pelbagai masalah kota yang padat dan ramai ini�, tutur Rossa.

Kunjungan Paus Benediktus XVI tidak hanya disambut hangat tokoh politik namun juga oleh masyarakat luas. Napoli yang terkenal dengan seniman patung, khususnya patung rohani, membuat sebuah Kandang Natal besar dengan lebih 200 patung gembala sedang menyambut sang Messias. Kandang Natal istimewa ini dibuat di halaman Gereja Fransiskus de Paolo dalam rangka menyongsong Paus.

Penjual Pizza, makanan khas Italia, mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapkan kegembiraannya dalam menyongsong Paus. Carmine Stendardo, pemilik Restoran Pizza Santa Brigida, membuat sebuah Pizza raksasa dengan gambar Paus serta katedral Napoli di tengahnya. Kreasinya ini ia namakan �Pizza Kepausan�. �Ini adalah sumbangan kami atas kehadiran Paus. Kedatangannya merupakan kebanggaan bagi kami, penduduk Napoli�, jelas Stendardo bersemangat.

Di tengah sambutan positif warga Napoli, sempat muncul juga graffiti di sejumlah dinding kota yang mengecam Paus Benediktus. Polisi menangkap 4 remaja dengan tuduhan vandalisme namun kemudian melepaskannya kembali. Kardinal Crescenzio Sepe menyatakan bahwa graffiti anti Paus adalah perbuatan segelintir orang dan sama sekali tidak mencerminkan perasaan penduduk Napoli. �Orang-orang Napoli memandang kunjungan Paus sebagai suatu kebaikan, menjadi kebanggaan kota serta memberi semangat kepada setiap orang untuk melangkah dengan penuh harapan dan keberanian�, ujar Kardinal mengomentari munculnya graffiti miring.

Heri Kartono