Comunità di S.Egidio


 

Suluh

07/01/2008


�Saya punya impian � Saya ingin dunia yang damai�

 

"Saya tidak suka perang karena membuat anak-anak harus lari ...;saya ingin dunia menjadi lebih bersih dan tidak ada lagi kejahatan...;kasihan yang tidur di jalanan, saya ingin mereka tidur di rumah dengan mamanya...;kami dari Negeri Pelangi ingin semua anak-anak di dunia menjadi gembira.�

Itulah beberapa ungkapan yang terucap dari anak-anak Negeri Pelangi di beberapa daerah. Negeri Pelangi merupakan salah satu aksi yang dimotori oleh Komunitas Sant'Egidio, yang selama 30 tahun terus berupaya pada perlindungan dan pendampingan terhadap anak-anak, remaja dan muda-mudi.

Mereka menggalang aksi-aksi solidaritas, perdamaian, diakuinya keberadaan orang-orang yang berbeda, perlindungan terhadap alam, dan lain sebagainya. Singkatnya, anak-anak dan para remaja diajak untuk menerima, menghayati dan memaknai perbedaan yang ada.

Ceritanya berangkat dari misi profetis seperti yang diajarkan dalam agama-agama. Kisah tentang Nabi Nuh, kisah Yahudi, Kristen dan Islam, menceritakan adanya hubungan baru antara Tuhan dan manusia yang melibatkan alam dan makhluk hidup lainnya. Tanda dari hubungan ini adalah pelangi yang berarti berakhirnya peperangan dan kekerasan. Awal dari dunia baru yang ditandai dengan saling menghormati dan persaudaraan.

Gerakan kepedulian ini lalu tersebar di berbagai belahan dunia. Ada yang di Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Latin. Di setiap negara, gerakan ini, lahir dari rasa kekeluargaan dan saling menghormati. Misalnya, pendidikan anak-anak dalam mengatasi masalah pemisahan etnis (seperti di Afrika), agama (di Indonesia), atau sosial (seperti di Eropa). Ada sekitar 10.000-an orang yang tergabung dalam gerakan ini, termasuk anak-anak, remaja dan muda-mudi dari seluruh dunia.

Setiap tahunnya, Komunitas Sant�Egidio mengadakan pesta untuk anak-anak Negeri Pelangi di beberapa Negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pesta Negeri Pelangi diadakan Komunitas Sant�Egidio di Yogyakarta, 28 Oktober 2007 lalu. Pesta yang berlangsung di Aula Seminari St.Paulus Kentungan ini mengundang sejumlah anak-anak asuh dari Komunitas Sant�Egidio yang berasal dari Wonogiri, Wonosari, Kota Gede, Baciro dan Boro. Ada juga anak-anak dari panti Pondok Harapan dan Prayan.

Pesta ini berlangsung dengan acara yang beragam, seperti dinamika kelompok, supaya anak-anak dan remaja dari latar belakang berbeda-beda dapat saling mengenal dan kian akrab. Dinamika juga diwarnai nyanyian dan permainan yang menarik untuk memberi pemahaman tentang pentingnya kerjasama, komunikasi, dan saling membantu, satu sama lain.

Anak-anak juga menampilkan beragam pertunjukan (performance). Ada yang menyanyi, membaca puisi, vokal grup, sholawatan dari anak-anak wilayah Kota Gede, sampai atraksi poco-poco dari remaja wilayah Wonosari. Semua peserta bahkan tergoda untuk bergoyang. Acara juga diisi dengan pertunjukan drama dari teman-teman Komunitas Yogyakarta yang berjudul: Negeriku, Negeri Pelangi.

Pada akhir pesta, anak-anak, remaja dan semua yang terlibat dalam acara tersebut mendekat ke panggung dan bernyanyi bersama-sama diiringi band. Suasananya meriah dengan warna-warni kertas yang dipegang semua peserta. Semua terlihat bahagia dalam acara ini. Sebuah gambaran persaudaraan yang damai, saling menghargai dalam keadaan dan latar belakang apapun.

Seperti di Indonesia, anak-anak dan remaja Negeri pelangi di negara lain pun mengadakan pesta ini. Misalnya di Eropa, beragam kegiatan dilakukan, antara lain, mengumpulkan tanda tangan untuk menolak hukuman mati, mengumpulkan mainan, souvenir dari barang bekas dan menciptakan cerita untuk teman-teman di belahan bumi yang lainnya.

Selain itu, anak-anak juga menabung untuk membantu anak-anak lain semisal di Mozambiq yang mereka kenal lewat slide dan video. Uang tersebut digunakan untuk membeli makanan kecil di Sekolah Damai Mozambiq. Tak lupa, mereka kadang-kadang mengunjungi orang-orang lansia di panti-panti dan membuat pesta bagi mereka.

Ini merupakan gerakan untuk bersama-sama membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi, lebih bersolidaritas bagi yang lain dan menghargai alam. Kita menginginkan sebuah dunia bagi semua orang, dunia yang di dalamnya setiap orang saling menghargai dan juga menghargai lingkungannya. Negeri yang melambangkan dunia yang damai di masa depan.

Gerakan ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak, remaja dan orang muda untuk menghormati dan hidup bersolidaritas dengan yang lain serta mengajarkan kepada mereka mengenai masalah-masalah orang lain, masalah bumi dan ekologi. Hal ini membantu perkembangan di daerah mereka dan mengajar semangat bersahabat dengan teman-teman sebayanya melalui kerja sama dan memberikan penyadaran.

Anak-anak Negeri Pelangi ingin memberitahu dunia bahwa mereka ingin suaranya didengar untuk dapat membantu sahabat-sahabat mereka yang tengah dalam kesulitan di bagian dunia yang lain. Mereka ingin membangun dunia yang indah seperti pelangi, dengan warna-warni yang saling berdampingan.

Putih: kami ingin membersihkan dunia.

Merah: persahabatan dan solidaritas.

Kuning: matahari yang bersama kami.

Hijau: rumput-rumput tempat kami bermain.

Biru: seperti malam dan tidak menakutkan kami lagi.

Mayelus D. Bastian