Jumat, 4 Agustus 2017 merupakan waktu yang berkesan untuk Komunitas Sant’Egidio Yogyakarta karena salah satu tempat pelayanannya dijadikan lokasi kegiatan Exposure Asian Youth Day 7th. Acara yang bertema Joyful Asian Youth: Living The Gospel in Multicultrual Asia mengajak 40 peserta mengunjungi Sekolah Damai Blok O, Wonocatur, Yogyakarta. Mereka berasal dari Indonesia, Timor Leste, Filipina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Hongkong dan India. Acara dibuka dengan kata pengantar dari Patricia Meta, mewakili Penanggung Jawab Komunitas Sant Egidio Yogyakarta tentang Komunitas Sant’Egidio, peran pemuda dalam mewujudkan perdamaian dunia dan pentingnya jaringan perdamaian antar pemuda se-Asia. Aloysius Do Carmo Sobak sebagai penanggung jawab Sekolah Damai Blok O menjelaskan tentang Sekolah Damai Blok O dan memberikan kesempatan para peserta untuk berdinamika.
Acara dilanjutkan dengan makan siang khas angkringan Yogya dan menari diiringi lagu daerah dan Jingle Asian Youth Day 7th. Para peserta dari Indonesia diberi kesempatan untuk bertemu, mengenal dan bercerita dengan sahabat jalanan sekaligus orangtua dari adik-adik Sekolah Damai Blok O. Para peserta dari luar Indonesia diajak bermain dan mewarnai bersama adik-adik Sekolah Damai. Beberapa dari mereka terkendala soal bahasa, namun mereka tetap antusias untuk membangun persahabatan dengan sahabat-sahabat komunitas di jalanan dan Sekolah Damai. Jimmy, Delegasi AYD dari Keuskupan India mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan semangat Komunitas Sant’Egidio untuk terus melayani adik-adik di pinggiran. Ia juga menambahkan bahwa Komunitas memberikan banyak inspirasi kepada orang muda. Estonia, Delegasi AYD dari Keuskupan Timor Leste mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan mewarnai dengan adik-adik. Ia kagum dengan semangat yang dimiliki adik-adik di Sekolah Damai.
Beberapa peserta membantu bapak dan ibu sahabat jalanan komunitas untuk memilah sampah plastik. Sampah akan dijual selanjutnya didaur ulang. Mereka sangat antusias untuk membantu. Mereka tertawa bersama. Testimonial diberikan oleh para sahabat jalanan dan Sekolah Damai. Mereka sangat bersyukur, bahagia, dan tidak pernah menyangka akan dikunjungi banyak anak muda dari banyak tempat di Indonesia dan dari luar negeri. Kegiatan Exposure Sekolah Damai mengajarkan orang muda untuk semakin berani menjalin persahabatan dengan merobohkan tembok dan penghalang diri sendiri. Bertumbuh bersama keberagaman dalam persahabatan adalah upaya mewujudkan perdamaian dunia.
Acara yang turut dihadiri Mgr. Aloysius Murwito dari Papua ini diakui membawa banyak inspirasi bagi banyak orang muda. Dalam bincang singkatnya, Mgr. Aloysius Murwito menyampaikan rasa salutnya melihat solidaritas, semangat dan keberagaman yang ada dalam Komunitas Sant’Egidio. Beliau takjub melihat anak muda dari beragam latar belakang suku, dan agama berkumpul dan bertekat untuk melayani sesamanya di daerah pinggiran. Dalam renungan singkatnya, beliau juga menyampaikan terimakasih kepada Komunitas Sant’Egidio karena sudah memberikan banyak inspirasi kepada kaum muda peserta AYD. Komunitas Sant’Egidio adalah saksi sekaligus pelaku upaya perdamaian yang tidak hanya dibicarakan di forum, tetapi langsung berbuat sesuatu. Komunitas Sant’Egidio bisa menjadi tempat studi banding komunitas lain tentang spirit melayani tanpa batas.
Acara ditutup dengan renungan singkat dari Frater Arif, dilanjutkan foto bersama peserta dan Sekolah Damai Blok O. Mengantar para peserta AYD pulang, adik-adik Sekolah Damai membagikan gantungan kunci dan pembatas buku kepada para peserta. Peserta juga diminta memberikan tanda tangan dukungan adanya jaringan perdamaian di antara para pemuda di Asia. Harapannya jaringan perdamaian pemuda Asia ini bisa terbentuk dan semakin banyak orang muda yang berani melayani dan mengesampingkan tembok penghalang.
Salam Damai.
Spirit Sant’Egidio.
Dilaporkan oleh: Patricia Meta (Komunitas Sant'Egidio Yogyakarta)
website: asianyouthday.org
|