Minggu, 6 September 2009 |
|
Saya ingin menyampaikan salam hangat untuk semua peserta Kongres Internasional “Masyarakat dan Agama” di Krakow, yang bertemakan “Iman dan Budaya dalam Dialog”. Sejumlah tokoh dan utusan dari berbagai agama, yang diundang oleh Paroki Krakow dan oleh Komunitas Sant’Egidio, berkumpul untuk merenungkan dan berdoa bagi perdamaian, 70 tahun setelah pecahnya Perang Dunia ke-II. Kita didorong untuk mengingat peristiwa-peristiwa tragis yang menyulut salah satu konflik yang paling mengerikan di dalam sejarah, yang menyebabkan puluhan juta orang mati dan begitu banyak penderitaan kepada orang-orang Polandia yang tercinta; sebuah konflik yang menyebabkan terjadinya tragedi pembantaian dan pemusnahan orang-orang yang tidak berdosa.
Semoga peringatan dari peristiwa ini mendorong kita untuk berdoa bagi para korban dan bagi mereka yang masih memiliki luka di tubuh dan di dalam hati mereka. Semoga hal ini juga menjadi suatu peringatan bagi kita semua, untuk tidak mengulangi kebiadaban ini, melainkan untuk meningkatkan upaya membangun suatu perdamaian yang abadi di zaman kita yang telah ditandai oleh konflik dan pertentangan agar dapat menyampaikan kepada generasi muda, sebuah budaya dan gaya hidup yang penuh kasih, solidaritas dan menghargai orang lain.
Dengan pandangan seperti ini, kontribusi agama sangatlah penting untuk mempromosikan pengampunan dan rekonsiliasi, menentang kekerasan, diskriminasi rasisme, totaliterisme, tindakan ekstrimis, yang merendahkan citra Sang Pencipta dalam diri manusia, menghapus visi Allah dan menciptakan kebencian terhadap manusia. Semoga Tuhan membantu kita untuk menciptakan perdamaian, mulai dari saling mengasihi dan saling pengertian (cf. Caritas in veritate, 72). |