change language
anda berada di: home - kliping berita newsletterlink

Support the Community

  

UCA NEWS Indo

27 Desember 2013

Warga kurang mampu ikut acara makan siang Natal

 
versi cetak

Warga kurang mampu dari sekitar Jakarta menghadiri acara makan siang Natal yang diadakan oleh Sant’Egidio, sebuah komunitas awam Katolik, yang misinya melayani warga miskin dan terpinggirkan.

Acara yang diadakan pada Rabu (25/12/2013) itu dibagi menjadi dua tempat yakni di Panti Asuhan Vincetius Putra, Kramat, Jakarta Pusat dan di Seminari Wacana Bhakti, Pejaten, Jakarta Selatan.

Di Seminari Wacana Bhakti, acara, yang dihadiri 600 warga kurang mampu itu dipandu oleh Daniel Mananta, seorang presenter TV dan aktor.

Sementara di Panti Asuhan Vincentius, acara yang juga dihadiri 600 warga kurang mampu itu berlangsung meriah. Tampak ceria di wajah anak-anak dan opa-oma. Mereka saling melemparkan senyum dan berbagi cerita di meja makan yang telah disiapkan khusus bagi mereka. Bahkan anak-anak dari keluarga kurang mampu ini pun ikut bernyanyi dan menari bersama di panggung sambil menunggu waktu untuk makan siang bersama.

Wulan, 8,  mengatakan ia sangat senang bisa bergabung dan bernyanyi bersama teman-temannya pada hari itu. Ia mengaku setiap hari ia tidak bisa bermain dengan teman-temannya karena ia harus membantu orangtuanya membersihkan botol-botol bekas yang dikumpulkan orangtuanya dari tempat-tempat sampah di sekitar kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Ia didampingi Nurul, 41, ibunya, menyantap sate ayam, perkedel, sup daging dan tumis sayuran, serta buah-buahan yang bergiliran dihidangkan.

Setelah makan siang ia juga mendapat hadiah sepatu berwarna biru, dan ibunya dihadiahkan sarung. “Saya senang bisa dapat sepatu untuk pergi ke sekolah karena di rumah saya hanya punya satu pasang. Orangtuaku ga bisa beli,” kata Wulan, kelas IV SD di Sunter.

Sementara Rafi, 7, mendapatkan hadiah mobil-mobilan Hot Wheels. Orangtuanya yang sehari-hari hanya memulung di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, tidak mampu membelikan mainan itu. ”Boro-boro beli mainan. Buat makan saja pas-pasan,” ujar Dewi, 38, ibu Rafi.

Ia juga mengaku sangat senang karena bisa menyantap makanan yang berbeda dengan kesehariannya. ”Senang bisa makan enak. Biasanya cuma makan tahu, tempe, ikan asin. Tahu sama tempe memang bergizi, sih. Tapi, kalau setiap hari makan itu, bosan juga,” kata Dewi.

Sehari-hari bekerja sebagai pemulung di Tanjung Priok, Jakarta Utara, membuat kehidupan Dewi pas-pasan. Penghasilan dia bersama suami yang menjadi kuli bangunan hanya cukup untuk makan. Sehari, pasangan itu mendapat penghasilan  10.000-15.000 rupiah.

Hari itu Wulan, Nurul, Rafi, dan Dewi berkumpul bersama 1.200 warga miskin lain yang diundang untuk makan siang Natal bersama tahun ini. Mereka dilayani oleh ratusan relawan.

Dalam menggelar acara tersebut, komunitas ini bekerja sama dengan kelompok-kelompok kategorial termasuk Legio Mariae, Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK), Kelompok Bakti Kasih Katolik (KBKK), yang tergabung dalam Pertemuan Mitra Kategorial Keuskupan Agung Jakarta (Pemikat KAJ) dan Badan Pelayanan Keuskupan Persekutuan Karismatik Katolik Keuskupan Agung Jakarta (BPK PKK KAJ).

Usai acara tersebut masing-masing peserta dibagikan kado Natal.

Eveline Winarko, Koordinator Komunitas Sant’Egidio Indonesia, mengatakan, makan siang Natal bersama ini merupakan perwujudan aksi berbagi kepada mereka yang kurang mampu. Aksi ini juga untuk menguatkan kesadaran bahwa Natal tidak identik dengan gemerlap pesta.

”Bagi kami, berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang mampu ini lebih menjiwai perayaan Natal. Seperti halnya Yesus, lahir dari kemiskinan dan ditolak di mana-mana. Kami ingin merangkul mereka yang tidak mampu untuk sama-sama merasakan kebahagiaan Natal,” ujar Eveline.

Acara makan siang Natal kali ini merupakan yang ke-17 kali diadakan di Jakarta. Sejumlah artis juga hadir untuk meramaikan suasana. Selain makan siang Natal, Sant’Egidio juga mengadakan buka puasa bersama saat bulan Ramadhan.

Makan Siang Natal, lanjut Eveline, merupakan “cara Komunitas Sant’Egidio menghayati makna Natal, dengan cara merayakan dan berbagi suka cita bersama-sama dengan orang-orang yang tidak mampu.”

Menurutnya, kegiatan yang sama juga diadakan oleh Komunitas Sant’Egidio di sejumlah tempat lain di Indonesia.

Konradus Epa, Jakarta


 JUGA MEMBACA
• BERITA
15 Desember 2017

Sambil menantikan Makan Siang Natal bersama orang miskin, beginilah persiapan kami di seluruh dunia.

IT | ES | DE | FR | CA | RU | ID
12 Desember 2017

e-Book “Makan Siang Natal” telah beredar. DOWNLOAD GRATIS! Dan persiapkan Natal bersama orang miskin

IT | EN | ES | FR | PT | CA | NL | ID
13 November 2017
KUPANG, INDONESIA

Menuju usia Sant'Egidio ke-50 tahun, Pertemuan Komunitas Indonesia di pulau-pulau Timor dan Flores

IT | ES | FR | PT | CA | ID
12 November 2017
INDONESIA

Kunjungan Marco Impagliazzo ke Sekolah damai dan Mensa (kantin gratis) untuk orang miskin Sant’Egidio di Jakarta

IT | ES | DE | FR | PT | CA | RU | ID
10 November 2017
INDONESIA

Sant'Egidio dan Muhammadiyah menandatangani kesepakatan baru di Jakarta untuk dialog perdamaian dan dialog antaragama

IT | ES | DE | FR | PT | CA | NL | ID | PL
9 Oktober 2017
ROMA, ITALIA

Dialog antar agama dan komitmen untuk pengungsi dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia di Sant'Egidio

IT | EN | NL | ID
semua berita
• RELEASE
2 Januari 2018
Il Messaggero - ed. Civitavecchia

La comunità di Sant'Egidio offre il pranzo ai detenuti

29 Desember 2017
La Stampa

Sant’Egidio e il pranzo della serenità nel carcere

28 Desember 2017
Evangelischer Pressedienst

Weihnachtsessen für Arme und Flüchtlinge in Berlin

27 Desember 2017
Corriere del Mezzogiorno

Chi apparecchia la tavola della fraternità

27 Desember 2017
RP ONLINE

Weihnachtsfest einer großen Familie

27 Desember 2017
La Gazzetta di Lucca

Quasi 300 persone hanno partecipato al "Natale con i poveri" di S. Egidio

keseluruhan tinjauan pers
• ADA HUKUMAN MATI
12 Maret 2015

Indonesia: imminente l'esecuzione per 10 stranieri condannati a morte.

9 Maret 2015
AFP

Peine de mort en Indonésie: la justice va étudier un appel des deux trafiquants australiens

28 Februari 2015
Reuters

Australian PM strikes conciliatory note over Indonesia executions

21 Februari 2015
AGI

Brasile: scontro su esecuzioni, respinto ambasciatore Indonesia

21 Februari 2015
Reuters

Indonesia recalls envoy to Brazil amid row over execution

20 Februari 2015
Reuters

Australia ratchets up pressure on Indonesia over executions

18 Januari 2015
La Repubblica on line

Indonesia, eseguita condanna a morte per sei trafficanti di droga: 5 sono stranieri

10 Januari 2015
INDONESIA

L’Arcivescovo indonesiano di Jakarta contro la Pena di Morte

12 Desember 2014

A Jakarta cinque condannati a morte rischiano l'esecuzione nel mese di dicembre 2014

tidak ada hukuman mati
• DOKUMEN

Tanni Taher: the commitment of Sant'Egidio against the death penalty in Indonesia

Marco Impagliazzo

L'intervento del prof. Marco Impagliazzo

Comunità di Sant'Egidio

La Muhammadiyah

semua dokumen