Solidaritas Ramadhan di Indonesia: Indahnya tinggal bersama dalam Keharmonisan
Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim, Komunitas Sant'Egidio di Indonesia mengadakan acara buka puasa bersama, sebuah perjamuan yang menciptakan sebuah keluarga baru di sekeliling Tuhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim, bulan yang sering disebut bulan suci, masa untuk menyucikan diri dari segala dosa yang telah dilakukan, masa untuk lebih mendekatkan diri pada Allah Yang Maha Kuasa. Tradisi pada bulan Ramadhan yang umumnya dilakukan adalah berbuka puasa bersama keluarga pada saat Maghrib. Namun saat yang bermakna ini merupakan satu kesempatan yang langka, terlebih bagi mereka yang harus mengungsi ke negara lain untuk menemukan rasa aman karena kondisi di negaranya tidak kondusif.
Inilah yang dialami oleh 27 pengungsi etnis Rohingnya yang berada di Medan. Komunitas Sant’Egidio Medan mengadakan acara buka puasa bersama mereka pada tanggal 26 Juni 2016 yang lalu. Atmosfir persahabatan yang terjalin sekitar 4 bulan sejak kunjungan rutin komunitas ke tempat pengungsian, terasa sekali saat acara berbuka puasa. Saat makan malam mereka menceritakan bagaimana pengalaman mereka ketika terombang-ambing di laut selama kurang lebih 3 bulan. Bisa menjejakkan kaki di daratan adalah salah satu bentuk kebahagiaan mereka, yang bertambah dengan persahabatan yang diberikan oleh komunitas yang mau berbagi dan bersolidaritas dengan mereka. Mereka tidak menyangka komunitas mau mengadakan acara berbuka puasa bersama dengan mereka, kehadiran komunitas adalah satu rahmat bagi mereka.
Ya, acara buka puasa bersama bukanlah hanya sekedar merupakan suatu rutinitas ataupun suatu agenda tahunan komunitas untuk memberikan warna dalam bulan Ramadhan ini. Ada makna yang jauh lebih mendalam dari acara yang kita lakukan. Acara ini adalah suatu tanda solidaritas, sebuah perjamuan yang menciptakan sebuah keluarga baru di sekeliling Tuhan. Dengan acara ini kita ingin membangun suatu relasi yang lebih dalam dengan sahabat-sahabat yang kita layani. Buka Puasa bersama tahun ini lebih istimewa lagi karena bertepatan dengan tahun suci luar biasa, Yubileum Kerahiman, yang mana Bapa Paus selalu mengingatkan kita untuk lebih berbelas kasih kepada semua orang, terutama mereka yang ditinggalkan.
Selain di Medan, Komunitas Sant’Egidio di Bandung, Yogyakarta, Kupang dan Jakarta juga mengadakan acara berbuka puasa dengan sahabat-sahabat yang dilayani, yaitu dengan sahabat-sahabat yang tinggal di jalan dan dengan anak-anak Sekolah Damai. “Indahnya Tinggal Bersama dalam Keharmonisan”, tema yang diusung Jakarta tahun ini, terasa sekali mewarnai suasana acara buka puasa bersama di semua tempat. Perbedaan yang ada dalam hidup kemajemukan di Indonesia dimaknai sebagai sebuah berkat yang indah bagi kehidupan.
Baik di Bandung, Medan, Yogyakarta, Kupang dan Jakarta, saat yang menyentuh adalah ketika suara azan Magrib berkumandang. Suasana keharuan terasa kental dalam saat-saat ini, saat yang dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjalankan sholat Maghrib, terutama oleh para sahabat yang karena keadaan sehari-hari membuat mereka jarang sekali melakukannya. Para sahabat jalanan dan anak-anak Sekolah Damai diberikan kesempatan untuk melakukan sholat berjamaah. Hal yang sulit dilakukan terutama oleh mereka yang selama ini tinggal di jalan. Para pengungsi etnis Rohingnya dan sahabat-sahabat di jalanan mendapatkan peralatan sholat berupa kain sarung bagi laki-laki dan mukena bagi perempuan.
Setelah sholat acara dilanjutkan dengan makan bersama dalam suasana gembira diiringi musik dan lagu-lagu nuansa islami. Berbagai acara hiburan juga mewarnai acara berbuka puasa ini, baik menjelang waktu azan maghrib maupun saat makan malam. Semua peserta larut dalam kegembiraan dengan menari dan bernyanyi bersama. Saat acara selesai, masing-masing sahabat mendapatkan bingkisan. Senyuman tanda bahagia meronai wajah semua yang hadir, baik para sahabat yang dilayani maupun yang melayani. Teman-teman yang baru pertama kali ikut serta dalam acara buka puasa Komunitas Sant’Egidio, mengungkapkan kebahagiaan mereka dan berterima kasih karena dapat mengambil bagian dalam acara ini, dan sungguh dapat merasakan kata-kata Yesus, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”. Semoga acara buka puasa ini, yang walaupun berlangsung sederhana, sungguh dapat merupakan wujud solidaritas dan persahabatan yang konkrit dalam menciptakan keharmonisan hidup di tengah keanekaragaman masyarakat kita, dan semoga iklim kekeluargaan dan persahabatan ini akan senantiasa mewarnai kehidupan kita sampai kapan pun.