Kemarin banyak orang bergabung dalam peringatan kenangan Nelson Mandela, yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio dan Kedutaan Besar Afrika Selatan di Gereja Santa Maria Trastevere.
Berikut pidato Marco Impagliazzo, Presiden Komunitas Sant’Egidio selama perayaan.
“Kita memperingati Nelson Mandela dalam doa, di dalam Gereja Santa Maria Trastevere yang begitu indah, dimana setiap hari Komunitas Sant’Egidio berdoa, dan setiap hari hadiah damai diserukan bagi dunia.

Komunitas Sant’Egidio memiliki suatu ikatan khusus dalam mengenang Madiba, karena Afrika berada didalam hati hidup dan karya kita. Karena damai merupakan pekerjaan bagi Komunitas Sant’Egidio dan Mandela adalah manusia rekonsiliasi yang mampu melihat dibalik jurang rasa benci dan penderitaan, memimpikan masa depan hidup bersama dengan perbedaan jiwa rakyat nya.
Komunitas Sant’Egidio mampu mengalami kesaksian kepemimpinan Nelson Mandela ketika kita bertemu dengannya selama proses damai bagi Burundi. Bersamanya, kita bekerja untuk rekonsiliasi rakyatnya. Dan saat ini kita lanjut bekerja dalam arahan ini. Atas meninggalnya Mandela ini, telah meninggalkan kita sebuah harta waris, warisan bahwa kematian tidak dapat menindas dan makam tidak dapat berisi; ia menceritakan kita bahwa kata-kata seperti Damai, Persamaan, Kebebasan bukanlah sekedar mimpi, ini semua adalah realitas bagi semua orang yang menderita karena konflik yang disebabkan rasa benci kesukuan oleh permusuhan agama dan politik.
Ia berbicara tentang kebebasan pribadi dan spiritual. Kebebasan ini merupakan sumber kekuatan cinta dan pengampunan yang ia hidupi. Yang pertama dan terutama adalah Mandela mengajarkan bahwa kita haruslah bebas dalam semangat. Ia pernah mengatakan bahwa kita tidak dilahirkan untuk membenci, kita dilahirkan untuk mencintai. Seseorang barangkali telah mengajarkan kita membenci namun Tuhan menciptakan kita untuk mencinta. Jutaan orang berkumpul bersama dan berdoa pada hari-hari ini disekitar laki-laki ini. Dan semua yang bekerja bagi perdamaian merasakan suatu tanggung jawab yang lebih besar: bahkan menunjukkan dengan lebih nyata bahwa laki-laki dan perempuan sungguh mampu hidup bersama. Terimakasih Madiba, terimakasih atas hidupmu, perjuanganmu, terimakasih karena yakin bahwa cinta akan menang bukanlah kebencian.” |