Beberapa bulan yang lalu sebuah api yang besar telah menghancurkan gubuk-gubuk yang sangat miskin, yg terletak di pantai Samudera Atlantic di Monrovia.
Sekitar lima belas keluarga yang tiba disana sekitar 3 tahun lalu ketika kamp pengungsian mereka di pinggiran kota dibongkar.
Komunitas Sant’Egidio lalu membuka Sekolah Damai disana.
Setelah perang berakhir kota Monrovia berkembang dengan cepat dalam kekacauan dan kesemrawutan. Banyak pengungsi yang tidak dapat kembali lagi ke desa mereka, karena telah hancur atau dikuasai oleh orang lain selama perang. Akhirnya mereka memutuskan untuk tetap tinggal di ibu kota Monrovia, berharap dapat menemukan tempat yang layak untuk tinggal dan bekerja.yang dapat diterima untuk menemukan akomodasi dan pekerjaan.
Beberapa keluarga menetap di pantai, tempat yang tidak sehat dan tidak aman, sambil menantikan tempat tinggal yang lebih baik yang tidak pernah kunjung datang.
Kondisi yang tidak layak: rumah yang dekat dengan pantai yang sering banjir saat laut pasang, kondisi kebersihan dan sanitari yang sangat buruk. Dua tahun lalu seorang anak tewas tenggelam saat bermain di dekat rumah, tersapu oleh ombak.
Kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu, yang terjadi tidak disengaja, telah menyebar dengan cepat dan menghancurkan tempat tinggal mereka yang terbuat dari material yang mudah terbakar.
Komunitas Sant'Egidio di Monrovia segera mengambil langkah untuk membantu keluarga yang telah kehilangan segalanya, mendistribusikan pakaian dan kebutuhan dasar untuk memulai kembali kehidupan keseharian: piring, pot, dan peralatan untuk memasak.
|